BERITA SEPUTAR MADURA
Posted by Lintas Madura ~ Sabtu, Mei 24, 2014
SUMENEP (lintasmaduranews) - Sebanyak 12 mahasiswa pecinta
alam dari Institut Pertanian Malang (IPM) melakukan riset dan penelitian
keragaman hayati di Pulau Gili Labak, Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Ketua Kelompok Mahasiswa Institut Pertanian Malang, Andi Iskandar Zulkarnain, menjelaskan kepada lintasmaduranews, riset dan penelitian di Pulau Gili Labak itu untuk dijadikan kajian ilmiah.
“Kami ingin mengetahui keragaman hayati yang ada di Pulau Gili Labak tersebut. Kita akan memulai riset dan penelitian dengan mewawancarai langsung penduduk setempat,” kata, Jumat (23/05/2014).
Kegiatan yang dimotorinya itu akan berlangsung selama 6 hari, yang dimulai
Jumat (23/05/2014) ini, hingga tanggal 29 Mei besok.
“Tujuan kami memang ingin mengetahui kearifan lokal masyarakat Pulau Gili Labak dan meningkatkan kemampuan serta kepedulian dalam upaya pelestarian SDA hayati yang juga ekosistemnya,”terangnya.
Sementara Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, M.Si mengungkapkan, bahwa keindahan Pulau Gili Labbak itu memang luar biasa. Namun yang masih menjadi kendala adalah dibidang infrastruktur. Kegiatan riset dan penelitian mahasiswa Institut Pertanian Malang ini merupakan yang kesekian kalinya.
“Pulau Gili Labak ini sudah kerab disinggahi warga luar Madura, bahkan dari Manca Negara, seperti dari Yunani beberapa waktu lalu. Dan satu bulan lalu kami mendatangi Pulau Labak, ternyata banyak warga dari Jakarta dan Surabaya. Mereka melakukan riset dan sesi pemotretan,”ungkapnya.
Menurut Bupati, jika dilihat dari sisi masyarakat di Pulau Gili Labak memang sudah ada perubahan dibandingkan 12 tahun silam. Penduduk disana (Pulau Gili Labak, Red) sudah bisa membaur dan menerima kedatangan para tamu dari luar daerah.
“Warga di Pulau Gili Labak sudah ada kemajuan. Dulu, sekitar 12 tahun lalu, masyarakatnya masih awam dan merasa minder ketika ada orang dari luar daerah. Tapi sekarang sudah berubah. Mereka sangat welcome kepada setiap tamu yang dating,”tambahnya.
Hanya saja, Bupati meminta kepada para mahasiswa agar menguasai bahasa Madura, sebab sebagian besar warga di Pulau Gili Labak masih belum bisa berbahasa Indonesia. “Meski sudah ada kemajuan, tapi sebagian besar masih sulit memakai Bahasa Indonesia,” tuturnya.(sum)
“Tujuan kami memang ingin mengetahui kearifan lokal masyarakat Pulau Gili Labak dan meningkatkan kemampuan serta kepedulian dalam upaya pelestarian SDA hayati yang juga ekosistemnya,”terangnya.
Sementara Bupati Sumenep, KH. A. Busyro Karim, M.Si mengungkapkan, bahwa keindahan Pulau Gili Labbak itu memang luar biasa. Namun yang masih menjadi kendala adalah dibidang infrastruktur. Kegiatan riset dan penelitian mahasiswa Institut Pertanian Malang ini merupakan yang kesekian kalinya.
“Pulau Gili Labak ini sudah kerab disinggahi warga luar Madura, bahkan dari Manca Negara, seperti dari Yunani beberapa waktu lalu. Dan satu bulan lalu kami mendatangi Pulau Labak, ternyata banyak warga dari Jakarta dan Surabaya. Mereka melakukan riset dan sesi pemotretan,”ungkapnya.
Menurut Bupati, jika dilihat dari sisi masyarakat di Pulau Gili Labak memang sudah ada perubahan dibandingkan 12 tahun silam. Penduduk disana (Pulau Gili Labak, Red) sudah bisa membaur dan menerima kedatangan para tamu dari luar daerah.
“Warga di Pulau Gili Labak sudah ada kemajuan. Dulu, sekitar 12 tahun lalu, masyarakatnya masih awam dan merasa minder ketika ada orang dari luar daerah. Tapi sekarang sudah berubah. Mereka sangat welcome kepada setiap tamu yang dating,”tambahnya.
Hanya saja, Bupati meminta kepada para mahasiswa agar menguasai bahasa Madura, sebab sebagian besar warga di Pulau Gili Labak masih belum bisa berbahasa Indonesia. “Meski sudah ada kemajuan, tapi sebagian besar masih sulit memakai Bahasa Indonesia,” tuturnya.(sum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar